Soal jalan-jalannya, nanti deh saya
tulis kapan-kapan. Sekarang soal makanan khasnya dulu. Salah satu di antaranya
adalah tipat jukutaku.
Jika Anda mampir ke pulau ini, salah
satu makanan yang bisa dicoba adalah tipat jukutaku yang di Bali daratan
umumnya disebut tipat kuah. Tak hanya nama, menu khas Nusa Penida ini juga
sedikit berbeda dibandingkan dengan tipat kuah pada umumnya.
Menu utama tipat jukutaku adalah
ketupat yang dibuat dari beras yang dikukus dalam daun kelapa muda. Ukurannya
kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa. Tipat jukutaku disajikan,
biasanya, berupa empat biji ketupat ini dalam satu piring.
Empat biji ketupat, dalam bahasa
Bali disebut tipat, ini ditaburi kuah dengan sayur nangka muda plus sedikit
biji kedelai hitam (undis). Kuah sayur nangka muda ini membuat tipat jukutaku
terasa segar.
Namun, menu yang membuat benar-benar
berbeda adalah sajian ikan laut dalam seporsi tipat jukutaku. Ikan laut ini ada
dalam dua pilihan, sate dan pepes. Dua menu ini menambah nikmat tipat jukutaku karena
disajikan hangat dan pedas.
Sebagai penggemar makanan pedas dan
segala menu dari ikan laut, tentu saja saya menyantapnya penuh semangat 45.
Begitu pula dengan jukut taku ini. Tak cukup sekali, saya menambah pepes dan
satenya sampai dua kali.
Romantis
Salah satu tempat untuk menikmati tipat jukutaku adalah Pasar Mentigi, yang berjarak sekitar 500 meter dari Pelabuhan Toyapakeh, pelabuhan terbesar di Nusa Penida. Di pasar kecamatan ini terdapat suami istri penjual tipat jukutaku, Biang Arti dan Aji Puning. Tiap hari mereka berjualan dari pukul 8 hingga 12.
Salah satu tempat untuk menikmati tipat jukutaku adalah Pasar Mentigi, yang berjarak sekitar 500 meter dari Pelabuhan Toyapakeh, pelabuhan terbesar di Nusa Penida. Di pasar kecamatan ini terdapat suami istri penjual tipat jukutaku, Biang Arti dan Aji Puning. Tiap hari mereka berjualan dari pukul 8 hingga 12.
Selama sekitar sepuluh tahun, Biang
Arti dan Aji Puning ini sudah jualan tipat jukutaku di pasar ini. Begitu pula
pada akhir pekan lalu. Biang Arti melayani pembeli sedangkan Aji Puning
memanggang sate dan pepes. Romantis sekali mereka.
Tempat sepasang suami istri
berjualan tipat jukutaku ini hanya trotoar. Tidak ada tempat duduk khusus
sehingga pembeli harus makan dengan cara duduk di trotoar atau di emperan toko.
Meskipun demikian, pembeli selalu ramai di warung mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar